Rileksss…
Santai Bro…
Ungkapan – ungkapan diatas ituuu kayaknya baru saya dengar saat saya dewasa ya.. Dahulu jaman saya kecil nampaknya ketika ada ulangan atau masih harus sekolah atau kejadian mendadak kayaknya ketika saya bilang :
tahu jawaban apa dari para orang dewasa :
“Santai – santai…kok malas – malasan begitu… “
“Santai kok terus?”
“Santai – santai mana mungkin kamu bisa…, ngawur kamu”
Semakin dilanjutkan, semakin banyak jawaban kata – kata yang mematikan kreatifitas dan niat baik nampaknya…
Setelah saya belajar dan dewasa saya mendapatkan ilmu berikut :
DALAM KONDISI RILEKS DAN SANTAI, MAKA TERJADILAH AKSES KREATIVITAS ALAM BAWAH SADAR UNTUK FOKUS DAN MENYELESAIKAN MASALAH.
Apa itu rileks? Rileks membutuhkan sebuah keterampilan yang akan lebih baik jika di asah sejak kecil… terbukti kenyataannya, beberapa orang yang meski sudah dewasa tidak terampil untuk tetap tenang, mengendalikan emosi, rileks dan mudah tidur nyenyak di malam hari? Beberapa juga iri dan melarang orang lain untuk santai… INGAT orang SANTAI berbeda dengan orang MALAS. Malas artinya dia sama sekali tidak berusaha mencapai goal apapun dalam hidupnya… kalau orang sehari – hari sudah bekerja termasuk PELAJAR (krn di kolom pekerjaan, PELAJAR termasuk salah satu jenis pekerjaan) maka dia bukan orang yang malas, karena sudah ada usaha untuk sekolah, naik kelas, masuk kelas, dan sebagainya. Kalau MALAS dan butuh penanganan itu seperti : tidak pergi ke sekolah meskipun sebenarnya masih bersekolah tanpa alasan yang jelas, di beri tugas namun sama sekali tidak dikerjakan karena tidur saja kerjanya dan tidak naik kelas. Lalu kalau anak hobinya bermain bagaimana? Apa termasuk anak malas? Wah setahu saya, anak Anda tidak malas, dia hanya lebih rajin bermain dari pada belajar, dan mungkin bermain lebih asik, di banding belajar yang monoton dan tidak praktis. Karena di masa anak – anak ada tahapan perkembangan anak menjadi sangat menyerap informasi yang praktis dan terlihat mata, bukan hanya dongeng sebelum tidur yang harus di hafalkann dan berbeda setiap harinya… jadi kreatifitas guru dalam mengajar di sekolah sangat amat penting… hehehe (semoga para guru udah belajar NLP dan Hipnosis semua yaa, biar gampang ngajar dan membuat anak sangat pinter semuaa… Amin J)
Rileks sering di persepsikan sebagai suatu kegiatan hura – hura, bebas, senang – senang berlibur, dan terlepas dari kegiatan rutin sehari – hari. Ada juga persepsi kalau kita latihan rileks.. seperti saat proses hipnosis dengan menggunakan kata – kata untuk kebaikan diri kita, biasanya orang sering mengkaitkannya dengan ritual keagamaan tertentu, dukun.. padahal bukan demikian adanya.
Rikles itu memberi kesempatan pada tubuh untuk istirahat dalam caranya yang terbaik untuk melakukan perbaikan atas dirinya sendiri.
Ketika seseorang di dalam kondisi rileks, dia berada di gelombang otak ALPHA yang berdampingan dengan ‘bahagia, fokus, dan belajar’ ….. Apa iya jika Anak Anda di dalam state yang tepat, kemudian Anda meminta dia untuk masuk ke gelombang BETA dimana terdapat state ‘analisa, logika, marah, khawatir, takut?” terserah Anda… kalau tujuannya membuat Anak bahagia dan belajar itu terasa nikmat banget silahkan pilih membawa anak ke kondisi Alfa dan memberikan semangat untuknya… kalau lebih memilih supaya otoritas Anda sangat diagungkan Anak, dan Anak belajar hanya karena TAKUT pada Anda atau KHAWATIR mendapat hukuman mengerikan dari Anda… silahkan… itu keputusan Anda, karena itu Anak Anda!
Apakah rileks sama dengan hipnosis? Hampir sama… (nanti kita bahas kapan – kapan ya)
Kalau Si Rileks atau si Santai sudah muncul, apa yang dapat kita lakukan untuk membuatnya lebih JOSS dan cepat melakukan sesuatu yang produktif?
SALAH SATUNYA adalah dengan teknik Environmental Utilization dan Visualisasi.
Environmental Utilization memanfaatkan kondisi santai dan lingkungan. Misal : “Bagusss sekalii,, lagi nyantai ya.. ikutan dong…(sambil di sebelahnya ikut leyeh2) saya suka kamu santai nakk, pasti pikiranmu sedang banyak ide untuk sesaat lagi membuka buku, dan entah bagaimana kamu tiba – tiba hafal dengan sangat cepat isi buku yang kamu baca…sipp… santai.. rileksss.. semakin kamu dengar suara mama, rasanya hepi dan mood banget hari ini karena kamu tahu mama sayang kamu dan kamu sayang mama dan akan melakukan yang terbaik untuk kita.” (peluk dan cium)
Visualisasi meminta anak untuk membayangkan suatu kondisi situasi. Misal : “ Asik.. kamu lagi nyantai ya… yuk sambil kamu nyantai – nyantai, kebayang gak gimana rasanya kalau nilai mu 90 keatas semua, kamu di kirim lomba, kamu pinterr banget.. terkenal.. gimana ya rasanyaaa??” (tunggu anak bercerita, : kalo seandainya jawaban anak membuat kita cegek cth : ‘mana mungkin’ — maka jawablah : mungkin lah nakkk.. kan kita lagi mbayangin… kan mama juga bantu kamu.. kamu kan anak mama yang keren dan pinter…muahh muaahhhh) setelah anak cerita… bisa di lanjutkan
“wah nah, bayangin yukk kalau kamu besar nanti, kerja jadi apa.. bisa ngelindungi mama papa, punya uang banyakk… Aminnn… ayok berdoa yukkk abis gitu belajar ya sayang… biar doanya terkabul.. Aminnn”
Nah itu beberapa hal yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemunculan si rileks….masuk makjleb ke dalam pikiran bawah sadar dan pastinya memenuhi kebutuhan Anak untuk merasa di sayangi, di pahami, di beri kemandirian dan bebas menentukan ekspresi tanpa merasa kita sebagai orang tua bisanya cuman nyuruh – nyuruh dan menuntut.
Salammm…
Maya Hugeng October 2015